Minggu, 09 Februari 2014

Takkan pernah kadaluarsa

Pernah merasakan rindu yang amat mendalam?
Saat kita telah berusaha melupakan seseorang yang amatlah berharga atau mempunyai daya kenangan yang amat besar.. Dan dia tiba-tiba muncul kembali dalam ingatan.
Saat ini gua sedang merasakannya.

Gua pernah punya cerita cinta dengan seseorang yang luar biasa. Bagi gua, dia memang luar biasa. Gua percaya akan cinta pada pandangan pertama. Dan itulah yang terjadi pada laki-laki itu saat pertama kali dia melihat gua, tuturnya saat itu. Sebutlah dia “J”.

Pertemuan yang unik dengan si J, saat matanya tak berhenti memandang gua. Saat gua akhirnya tersadar dan mulai memperhatikan dia. Begitu banyak kebetulan yang terjadi. Bagai semuannya memang telah di rancang Tuhan.

30 Juni 2012 pertama kali dia melihat gua. Di dermaga 17 Ancol. Sebenarnya saat itupun gua belum melihat dia dan memang gua ga mengenal dia. Sampai saat gua dan rombongan komunitas youth gereja memijakan kaki di Pulau Bidadari. Saat itulah pertama kali gua melihatnya. Tak ada yang special. Dia hanya laki-laki biasa. Hanya remaja biasa, dengan kaos, celana pendek dan senjal jepit. Ternyata ayahnya diminta untuk jadi pembicara di acara komunitas gereja gua ini.
Perkenalan tanpa sungkan yang gua mulai karena kita ternyata 1 kelompok untuk bermain. Kamar yang bersebelahan. Mata yang tak berhenti memperhatikan layaknya sihir di siang bolong terbawa angin laut sampai menepi ke pantai Pulau Bidadari. Obrolan yang sebenarnya bermaksud untuk semakin mengenal satu sama lain. Pertukaran pin BB yang awalnya tertahan akibat kurang percaya diri. Berbagai canda yang ia berhasil buat.

“Dia indah, peretas gundah, dia yang slama ini ku nanti”. Begitulah lirik lagu Tulus yang pantas melukiskan dia di hati gua saat akhirnya dekat dengan dia. Dia memang sempurna. Dimata gua, dia selalu luar biasa.

Date indah yang kita lakukan tanggal 5 Juli 2012, 8 jam bersamanya. Boneka Teddy House putih. Entah, untuk menceritakannya saja gua rasa penat. Kenangan indah terkadang menyakitkan saat kita kenang karna kita tahu itu memang benar-benar  telah menjadi kenangan.

1 minggu setelah kita ngedate, dia bilang bahwa dia mau fokus kuliah dan bla bla bla. Intinya, hubungan kita berubah menjadi persahabatan, Katanya. Friend Zone? Entahlah, mungkin dia sedang mempermainkan cinta. Atau gua yang terlalu berexpect lebih? Gua rasa engga. Dia bilang dia ga percaya sama cinta pada pandangan pertama, dia bilang saat itu dia hanya cinta buta ke gua. Bertolak belakang sama yang dia omongin saat kita deket.

1 minggu “persahabatan” itu bertahan. Dan janjinya yang bilang “Gua ga akan ngilang” punah. Dia menghilang. Ga pernah BBM lagi atau basa basi sedikitpun. Cinta dia kadaluarsa? Bukan. Cinta ga akan pernah kadaluarsa. Mungkin, saat itu dia tak pernah merasakan cinta yang sesungguhnya ke gua.

Waktu berlalu, berjalan, bergulir.. Sekarang, setelah 1 setengah tahun. Gua teringat dia kembali. Rindu? Mungkin. Dari semua yang dia lakukan, SEHARUSNYA gua udah sangat membenci dia. Tapi nyatanya? Gua ga pernah sedetikpun membenci dia. Mungkin yang gua liat dari sisi gua, dia memang jahat. Namun mungkin yang dia liat dari sisi dia, gua bukanlah orang yang terbaik untuk dia. Terlepas dari semua yang dia lakukan telah nyakitin gua.

Cinta ga pernah kadaluarsa. Seberapa besar dia berarti buat gua saat ini? Gua gatau. Gua ga bisa jawab itu pake kata-kata. Yang jelas, rindu ini pasti akan hadir, dengan waktu yang ga bisa di duga-duga. Mungkin 1 minggu lagi gua akan lupa sama dia. Mungkin di bulan ke 3 gua akan keinget dia lagi. Mungkin di bulan ke 4 gua sibuk dan lupa akan dia. Mungkin sampai bulan ke 6 tak sedikitpun dia ada di otak gua. Dan mungkin di bulan ke 7 gua akan merasakan rindu yang amat dalam seperti hari ini. Time will tell.


Well, I told you. Cinta tak kan pernah kadaluarsa. Sampai kapan? Entah.



Untuk inspirasi yang masih terus ada,
Terima kasih JKAS.
@merrychrs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar